Jakarta | economicnews.id – lazimnya perguruan tinggi atau universitas memiliki mahasiswa lulusan disetiap pergantian tahun akademik. Setelah lulus, setiap mahasiswa menyandang status alumni. Kampus Ungu (ASMI, STIE, STIM dan IBM ASMI) memiliki wadah alumni yang disebut Ikatan Alumni Asmi (IKALASMI).

Antara Hernandy R Karli dan Sahlah Sapari, keduanya memiliki kesamaan dan perbedaan. Diluar perbedaan kodrati (laki laki dan perempuan), keduanya sama sama berlatar belakang alumni Kampus Ungu dan menjabat Ketua IKALASMI.

Bedanya Hernandy baru saja demisioner setelah 10 tahun menduduki kursi satu IKALASMI, sementara Sahlah Sapari baru saja menjemput lembaran baru setelah dilantik menduduki kursi satu IKALASMI.

Hernandy baru melepas jabatan ketua, sedangkan Sahlah baru saja menerima estafet kepemimpan ketua. Transisi pisah sambut Ketua IKALASMI antara keduanya, terjadi Rabu, 6 Agustus 2025. Menjadi goresan sejarah IKALASMI dan Kampus ungu.

Hernandy dan Sahlah, keduanya sama sama di tunjuk menjadi ketua, tanpa pemilihan. Direstui dan dilantik dihadapan pimpinan yayasan, karyawan, dosen dan pembimbing akademik.

Hernandy menjadi ketua melalui penunjukan langsung oleh pimpinan, karena tidak ada pecalonan kandidat lain. Sehingga tidak dibutuhkan panpel SC, apalagi kontestasi. Kemudian tidak menyisahkan masalah.

Sementara Sahlah Sapari ditunjuk dan dilantik juga tanpa kontestasi. Sekalipun  panpel mubes bernama SC telah dibentuk dan berulang bongkar pasang dengan tujuan menghadirkan kontestasi untuk seluruh alumni. Tetapi kemudian bermasalah.

Masalahanya, sekenario penetapan calon tunggal kandidat, melalui aturan wajib setor Rp. 25 juta dan potongan Rp. 5 Juta bagi calon gagal terpilih, menjadi penyebab masalah dan undur diri tiga kontestan lain penantang Sahlah.

Masalahnya Panpel SC tidak merasa bermasalah. Sekalipun sekenario calon tunggal memicu penolakan alumni dan gerakan mosi tidak percaya. Padahal penetapan calon tunggal tidak mencerminkan AD/ART IKALASMI dan dinilai tidak aspiratif. Panpel SC Mubes menjadi diragukan kredibilitasnya dan menuai gerakan penolakan para alumni.

Penunjukan Hernady R. Karli hingga berakhir masa bhakti tidak meninggalkan perselisihan atau masalah. Sementara keterpilihan baru Sahlan Sapari melalui sekenario calon tunggal sudah menuai penolakan sejak awal dan bermasalah. Berujung penolakan dan gerakan mosi tidak percaya.

Panpel mubes ikalasmi terbukti gagal menghadirkan kontestasi demokrasi. Sebuah noda goresan buruk sejarah, mewarnai fakta dibalik sukses pelantikan Hj. Sahlah Sapari, SE. MM. sebagai Ketua Ikalsmi periode 2025-2028. Masalahnya? Sejarah kelam telah terpatri, abadi.

Hernandy R. Karli dan Sahlah Sapari memiliki kesamaan menyatukan niat dan tujuan baik. Namun berbuah berbeda. Keduanya telah melukis lembaran sejarah, masing masing. Melalui goresan rupa dan harum yang tentu tak mungkin sama.

Niat lahir dari dalam hati. Buah lahir dari perbuatan. Iman tanpa perbuatan mati. Penentu antara keduanya adalah pilihan. Jalan mana yang kau pilih?

Bahasa Cinta Alumni Untuk Almamter