Liuzhou | economicnews.id – Forum Pertukaran dan Kerja Sama Budaya Berorientasi ASEAN 2025 diselenggarakan di Liuzhou, Daerah Otonom Guangxi Zhuang, China selatan, pada hari Senin, 19 Agustus 2025. Dikenal sebagai Forum Budaya China-ASEAN, acara ini telah digelar sebanyak 19 kali dan merupakan platform pertukaran tingkat tinggi di bidang humaniora antara China dan ASEAN.

Mengusung tema “Museum dan Masa Depan Kota” (Museums and Future of Cities), forum ini diselenggarakan bersama oleh biro pertukaran dan kerja sama internasional Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata China serta departemen kebudayaan dan pariwisata regional Guangxi.

Dilansir dari Antara, selain dihadiri oleh para peserta dari Tiongkok dan negara-negara ASEAN, juga dihadiri organisasi internasional. Melalui forum tahunan ini, para pakar dan akademisi berdiskusi tentang dua topik: perlindungan warisan industri dan pembangunan berkelanjutan, serta integrasi teknologi digital dengan museum.

Mereka membahas praktik-praktik yang memanfaatkan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), realitas tertambah (augmented reality/AR)/realitas virtual (virtual reality/VR), dan mahadata (big data) untuk pelestarian digital peninggalan budaya, penceritaan pameran yang inovatif, dan peningkatan pengalaman pengunjung.

Menurut Hab Touch, Sekretaris Tetap Negara di Kementerian Kebudayaan dan Seni Rupa Kamboja, forum ini sangat penting karena memungkinkan para peserta untuk saling belajar, mengatasi berbagai tantangan bersama, dan memanfaatkan peluang baru untuk kerja sama regional di era digital.

Guangxi menjadi tuan rumah forum tahun ini, berada di garis depan keterbukaan China dan kerja sama dengan ASEAN. (Antara)