Jakarta | economicnews.id – Belajar Coding bagi anak saat ini sudah menjadi kebutuhan untuk pengembangan keterampilan kognitif, seperti logika, problem-solving, dan computational thinking, yang penting bagi persiapan masa depan anak di era digital.

Coding sebagai keterampilan dasar yang akan membantu anak menghadapi tantangan global dan mempersiapkan mereka untuk karier masa depan yang berbasis teknologi.

Selain itu, dengan belajar coding dapat meningkatkan kreativitas, literasi digital, dan rasa percaya diri anak, menjadi pencipta teknologi yang bijak, dan bukan hanya menjadi konsumen.

Besarnya manfaat dan kebutuhan belajar Coding sejak usia dini, mendasari Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka mendesak agar mata pelajaran pemrograman atau coding masukkan dalam kurikulum wajib sekolah tingkat dasar dan menengah.

Terkait usulannya yang disampaikan Gibran dalam rapat koordinasi evaluasi kebijakan pendidikan dasar dan menengah dengan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Muti, tahun lalu.

“Indonesia perlu mencetak para anak-anak menjadi generasi emas sebagai modal menuju Indonesia emas 2045. Saya menginginkan agar putra-putri bangsa mampu mahir dalam hal pemrograman, kecerdasan buatan (AI) hingga machine learning. Jadi jangan sampai kita kalah dengan India,” kata Gibran di Sheraton Hotel, Jakarta, (11/11/24) saat itu.

Apa itu Coding?

Scratch Junior. Contoh jenis pemrogaman sederhana untuk anak usia sekolah dasar.

Coding untuk anak SD adalah proses belajar memberi instruksi pada komputer melalui bahasa pemrograman yang disederhanakan, dengan tujuan mengembangkan logika, kreativitas, dan kemampuan pemecahan masalah.

Anak-anak belajar membuat program sederhana seperti animasi atau permainan menggunakan platform visual (seperti Scratch) dan konsep seperti algoritma dan looping. Pembelajaran ini dibuat interaktif dan menyenangkan agar sesuai dengan usia mereka, dan bukan hanya tentang bahasa pemrograman yang rumit.

Memberi Perintah pada Komputer:

Coding adalah cara kita memberi tahu komputer apa yang harus dilakukan dengan menulis serangkaian instruksi atau kode, mirip seperti memberi perintah untuk membuat aplikasi, situs web, atau permainan.

Dengan belajar Coding mengasah Kemampuan Berpikir Kritis:

Anak belajar memecah masalah kompleks menjadi bagian-bagian kecil (dekomposisi), mengenali pola, dan merancang solusi secara logis (algoritma).

Meningkatkan Kreativitas dan Inovasi:

Coding memungkinkan anak untuk mewujudkan ide-ide mereka menjadi proyek kreatif seperti animasi, cerita, atau game interaktif, yang membangun jiwa pencipta.

Meningkatkan Literasi Digital:

Anak akan memahami cara kerja teknologi, bukan sekadar menggunakannya, sehingga mereka lebih bijak dalam penggunaan gadget dan konten digital.

Membangun Rasa Percaya Diri dan Kemandirian:

Keberhasilan dalam membuat program atau proyek coding akan meningkatkan rasa pencapaian dan kemandirian pada anak.

Bagaimana Memperkenalkan Coding pada Anak

Mengenal bahasa sederhana ‘perintah’ melalui data dan angka untuk mengasah dan meningkatkan kreatifitas dan kecerdasan anak.

Konsep Sederhana.

Menurut Hesti Daffa Darmawan instruktur pengajar dari lembaga kursus Edduby Galaxy Coding di Jakarta. Ia mengatakan, belajar Coding sebagaiknya dimulai dengan konsep dasar yang menyenangkan melalui permainan interaktif, seperti platform berbasis visual seperti Scratch atau Scratch Junior.

Juga pilih bahasa pemrograman yang sesuai dengan minat anak  dengan suport dan pendampingan langsung orang tua.

“Pilih bahasa pemrograman idealnya yang sesuai dengan usia anak. Misalnya Scratch untuk usia 8 tahun ke atas, atau Python dasar untuk usia 10-14 tahun,”ujar Daffa, diselal pembelajaran online, Minggu, (24/8/25).

Kemudian, lanjut Daffa, dorong anak untuk memulai dengan proyek kecil yang mudah dicapai, seperti membuat game sederhana atau animasi interaktif.

“Libatkan pendampingan orang tua untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung, agar anak merasa didampingi dan termotivasi untuk terus belajar,” tandas Daffa.