Jakarta | economicnews.id – Komisaris Independen PLN Batam H. Ir. Didi Apriadi, M.AK, MH dikenal  sat set dalam menyikapi setiap permasalahan. Seperti mengantisipasi kebutuhan listrik untuk provinsi Lampung yang belakangan kerap terjadi pemadaman bergilir akibat keterbatasan pasokan listrik.

Agar tidak menghambat progress  Pembangunan, kepada pemerintah daerah setempat ditawarkan solusi brilian. Yaitu pemanfaatan 3 unit pembangkit listrik portable (PLTS Batam) yang belum termanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan mendesak devisit listrik Lampung.

“Sayang sekali PLTS portable di Batam jika tidak terpakai. Karena dari empat unit pembangkit hanya satu unit yang baru termanfaaatkan. Sementara tiga unit berkekuatan 75 Mega Watt tidak ada salahnya jika difungsikan untuk kebutuhan Lampung,’’ ujarnya, usai rapat terbatas dengan Gubernur Lampung di Balai Keratun, Bandar Lampung, Kamis, (8/10/25)

Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal mengaku sangat apresiatif terhadap concern  yang ditawarkan Komisaris PLN Batam untuk solusi cepat mengatasi kebutuhan listrik di provinsinya.  Sebagai pimpinan, bersama Sekretaris Daerah (Sekda) Dr. Marindo Kurniawan, pihaknya menyatakan sepakat.

“Tentu penawaran baik, minim cost dan resiko, menjadi momentum positip yang wajib diapresiasi dengan keputusan cepat pula. Bahwa ketersediaan energi listrik menjadi kunci sukses sekaligus permasalahan pembangunan dan pertumbuhan ekosistem ekonomi di porovinsi yang saat ini kami pimpin,’’ jawab Mirzani.

Dengan tersedianya pasokan listrik yang cukup di desa, lanjut Rahmat Mirzani, maka semua komoditas yang ada di Provinsi Lampung ini bisa dorong setiap desa untuk memberikan nilai tambah.

“Kunci kemajuan Lampung di dryer. Satu kebutuhan, energi, listrik.  Jika masalah kebutuhan liastrik terselesaikan, maka bisa menjadi penggerak ekosistem ekonomi semua. Maka pakannya di desa. Ayamnya, kambingnya, sapi akan meningkat dan lain-lain. Ini cita-cita pak Prabowo, bottom-up economics dan kuncinya adalah energi. Jadi saya sangat senang sekali ya PLN sangat konsern terhadap ini,” lanjutnya.

Gubernur Mirza juga meyakini bahwa di Provinsi Lampung akan terjadi peningkatan ekonomi dan semakin maju dengan sinergi. PLN adalah salah satu instrument sinergi yang sangat penting sebagai alat ungkit pertumbuhan ekonomi kami.

“Sesuai Asta Cita, kita semua juga memahami bahwa pertanian adalah salah satu sumber utama peningkatan pendapatan masyarakat. Insya Allah kalau kita terus kompak berjuang, berkolaborasi sinergi dengan seluruh rekan-rekan baik dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, maupun dengan BUMN, insya Allah kita tidak lama lagi akan mendapatkan kemajuan di provinsi Lampung,” tandas Gubernur.

Didi Apriadi yang juga Staf Khusus Kementerian Investasi dan Hilirisasi/ BKPM menegaskan bahwa pihaknya siap mendukung penuh program pemerintah di berbagai bidang, termasuk bidang pertanian yang digalakan Pemerintah Provinsi Lampung.

Program pompanisasi Electrifying Agriculture di Provinsi lampung, disebut memang akan mendapat support penuh PLN.

“Apalagi saat ini pendekatan manajemen PLN adalah melayaninya secara compassionate artinya kita tidak menunggu pelanggan untuk dilistriki tetapi kita akan bersama-sama pelanggan untuk turun ke lapangan memberikan solusi kebutuhannya.  Supaya kita bisa mendorong kemandirian energi swasembada sesuai arahan pak Prabowo ini akan kami support betul,” sambungnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Dr. Marindo Kurniawan, S.T., M.M. dalam kesempatan tersebut meyakini bahwa melalui dukungan PLN akan dapat meningkatkan produktivitas melalui inovasi teknologi di Provinsi Lampung.