Jakarta | Chief Executive Officer (CEO) Badan Pengelola Investasi Danantara (BPI Daya Anagata Nusantara),  Rosan Perkasa Roeslani memastikan Tantiem bagi komisaris di seluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sudah dihapus. Terkait aturannya, Rosan menyatakan sudah dikeluarkan aturan oleh Danantara.

“Jadi memang perintah penghapusan Tantiem untuk komisaris sudah kita laksanakan, kita hilangkan. Saya sudah keluarkan aturannya oleh Danantara terhitung berlaku sejak 30 Juli 2025,” kata Rosan saat ditemui usai sidang tahunan MPR, DPR, DPD di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (19/8).

Bos Danantara yang juga Menteri Investasi dan Hiliriasi/BKPM ini memastikan kalau masih ada tantiem yang masih diterima sejumlah direksi, dipastikan akan disesuaikan dengan kinerja dan pendapatan perusahaan. Termasuk jika saat ini perusahaan-perusahaan BUMN sudah tidak lagi memperoleh tantiem dari laporan keuangan yang dipercantik. Semua sudah disesuaikan dengan aturan.

“Jadi untuk Direksi dan Komisaris juga, perhitungan tantiemnya hanya didasarkan hanya dari operasional atau pendapatan perusahaan tersebut. Jadi tidak ada lagi financial engineering yang tidak benar. Misal buku yang dipercantik. Semuanya sudah disesuaikan dengan aturanya yang tidak benar seperti yang Bapak Presiden sampaikan,” ungkap Rosan.

Tantiem adalah penghasilan yang merupakan penghargaan yang diberikan kepada anggota direksi, dewan komisaris, dan dewan pengawas BUMN setiap tahun apabila perusahaan memperoleh laba, atau diberikan kepada direksi dan dewan komisaris persero apabila terjadi peningkatan kinerja Persero walaupun masih mengalami kerugian.

Seperti diketahui, Presiden Prabowo Subianto sebelumnya saat pidato menyebut “Tantiem” sebagai istilah permasalahan dilingkungan perusahaan perusahaan BUMN ditanah air yang tidak dia mengerti. Ia bahkan mengaku heran dan menyebut ada komisaris yang hanya rapat sebulan sekali, tetapi bisa memperoleh tantiem mencapai Rp 40 miliar setahun.

Prabowo pun secara tegas menyatakan komitmennya untuk melakukan pembenahan terhadap BUMN dengan memerintahkan BPI Danantara untuk pembenahan.

“Saya pun tidak mengerti apa arti tantiem itu. Saya hilangkan tantiem. Itu hanya akal-akalan mereka saja,  memilih istilah asing supaya kita tidak mengerti apa itu tantiem,” ungkap Presiden Prabowo dalam pidato tahunan pertamanya di Sidang MPR.

Prabowo juga menyatakan tak segan meminta direksi dan komisaris yang tidak terima dengan penghapusan tantiem untuk segera hengkang dari BUMN. Menurutnya, masih banyak anak muda yang mampu menggantikan mereka.

“Direksi dan komisaris, kalau keberatan, tidak bersedia, tidak menerima tantiem, berhenti! Banyak anak-anak muda yang mampu, yang siap menggantikan. Jangan seenaknya main-main dengan uang rakyat,” tegas Prabowo.